Aplikasi Bidang Keahlian Akustik : Forensic Speaker Identification (FSI)
Posted in
Label:
Aplikasi Bidang Keahlian Akustik : Forensic Speaker Identification (FSI)
|
di
06.53
Aplikasi Bidang Keahlian Akustik : Forensic Speaker Identification (FSI)
Forensic Speaker Identification merupakan salah satu aplikasi kecil dari bidang keahlian akustik yang hadir satu-satunya di Teknik Fisika ITB. Bidang keahlian ini sendiri merupakan bidang kajian yang mencakup banyak disiplin keilmuan, dari teknologi bahasa, telekomunikasi, electronic, recording, sinyal prosesing, psikologi, hukum, matematika (statistik) dan akustik (lebih khusus: Phonetics, Anatomy, Physiology, acoustics & psycholinguistics, cognitive psychology).Pada kenyataannya, bidang keahlian akustik dapat digunakan di berbagai hal, salah satunya di FSI ini.
Sebagai seorang pakar akustik, dosen Teknik Fisika, Ir Joko Sarwono ,PhD dengan bidang keahlian utamanya Arsitektural Acoustics dan Sound System Design bersama rekan-rekannya di Group Riset Teknik Fisika ITB pernah dipercaya Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membantu menangani keabsahan suatu tuntutan ditinjau dari sisi akustiknya. Misalnya pada kasus ini digunakan FSI untuk membuktikan benar tidaknya peimilik suara percakapan di telpon adalah pemilik suara orang yang dituju. Prinsip yang digunakan kasus ini adalah “membandingkan”, sehingga dibutuhkan file unknown yang akan dibandingkan dengan file known. Pada kasus ini, suara hasil penyadapan dianggap sebagai file unknown (identitasnya) dan file known diperoleh dengan cara mewawancarai yang bersangkutan ataupun meminta yang bersangkutan mengulang apa yang diucapkan lewat telepon, sementara itu yang dibandingkan bisa kalimat utuh, bisa juga kata-kata penyusun kalimat itu. Kemudian yang digunakan untuk membandingkan adalah fitur akustik dari suara percakapan yang disebut pitch dan formant. Pitch adalah nada dasar dari suara manusia, sedangkan formant menunjukkan karakter vocal tract dari sistem produksi suara manusia (mulai dari rongga dada-perut, membran diantara keduanya, pita suara, kerongkongan, anak tekak rongga mulut dampai gigi). Untuk setiap orang, karakter vocal tract nya berbeda-beda, sama halnya dengan sidik jari, DNA dan retina. Namun, sidik jari, DNA dan retina bersifat statis, sedangkan suara yang dihasilkan vocal tract bersifat dinamis, sehingga dapat dengan sengaja diubah, dapat pula berubah dengan tidak sengaja (misalnya dalam kondisi flu ataupun dalam kondisi tertekan secara emosional). Pada akhirnya, jika ternyata kedua file tersebut memiliki kesamaan lebih dari 80%, dapat disimpulkan penelpon adalah orang yang sama bukan orang lain.
Analisis yang digunakan Team dari TF ini menggunakan sistem penilaian standar baku di Eropa, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat, mengacu pada standar yang dikeluarkan asosiasi forensik suara, sedangkan asosiasi ini menginduk pada International Association of Forensic Linguists. Untuk membantu perhitungan kalkulasi, TF Group menggunakan freeware Praat yang dikembangkan Research Group di Belanda. Hingga saat ini, sudah lebih dari sepuluh kasus telah ditangani tim FSI TF.
Terkait dengan diberlakukannya UU IT terbaru yang salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sinyal ucapan hasil penyadapan dapat digunakan sebagai bukti resmi dalam proses peradilan, FSI expert/examiner tampaknya akan semakin diperlukan ke depan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, mata kuliah mengenai FSI ini untuk pertama kalinya dibuka di mata kuliah tingkat empat yang di bimbing oleh Dr Ir Joko Sarwono.
“Kenyataannya, ilmu akustik terus berkembang sehingga aplikasinya semakin lama akan semakin luas.”
(SUMBER.www.tf.itb.ac.id/.../apikasi-bidang-keahlian-akustik-forensic-speaker-identification-fsi/ )
Forensic Speaker Identification merupakan salah satu aplikasi kecil dari bidang keahlian akustik yang hadir satu-satunya di Teknik Fisika ITB. Bidang keahlian ini sendiri merupakan bidang kajian yang mencakup banyak disiplin keilmuan, dari teknologi bahasa, telekomunikasi, electronic, recording, sinyal prosesing, psikologi, hukum, matematika (statistik) dan akustik (lebih khusus: Phonetics, Anatomy, Physiology, acoustics & psycholinguistics, cognitive psychology).Pada kenyataannya, bidang keahlian akustik dapat digunakan di berbagai hal, salah satunya di FSI ini.
Sebagai seorang pakar akustik, dosen Teknik Fisika, Ir Joko Sarwono ,PhD dengan bidang keahlian utamanya Arsitektural Acoustics dan Sound System Design bersama rekan-rekannya di Group Riset Teknik Fisika ITB pernah dipercaya Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membantu menangani keabsahan suatu tuntutan ditinjau dari sisi akustiknya. Misalnya pada kasus ini digunakan FSI untuk membuktikan benar tidaknya peimilik suara percakapan di telpon adalah pemilik suara orang yang dituju. Prinsip yang digunakan kasus ini adalah “membandingkan”, sehingga dibutuhkan file unknown yang akan dibandingkan dengan file known. Pada kasus ini, suara hasil penyadapan dianggap sebagai file unknown (identitasnya) dan file known diperoleh dengan cara mewawancarai yang bersangkutan ataupun meminta yang bersangkutan mengulang apa yang diucapkan lewat telepon, sementara itu yang dibandingkan bisa kalimat utuh, bisa juga kata-kata penyusun kalimat itu. Kemudian yang digunakan untuk membandingkan adalah fitur akustik dari suara percakapan yang disebut pitch dan formant. Pitch adalah nada dasar dari suara manusia, sedangkan formant menunjukkan karakter vocal tract dari sistem produksi suara manusia (mulai dari rongga dada-perut, membran diantara keduanya, pita suara, kerongkongan, anak tekak rongga mulut dampai gigi). Untuk setiap orang, karakter vocal tract nya berbeda-beda, sama halnya dengan sidik jari, DNA dan retina. Namun, sidik jari, DNA dan retina bersifat statis, sedangkan suara yang dihasilkan vocal tract bersifat dinamis, sehingga dapat dengan sengaja diubah, dapat pula berubah dengan tidak sengaja (misalnya dalam kondisi flu ataupun dalam kondisi tertekan secara emosional). Pada akhirnya, jika ternyata kedua file tersebut memiliki kesamaan lebih dari 80%, dapat disimpulkan penelpon adalah orang yang sama bukan orang lain.
Analisis yang digunakan Team dari TF ini menggunakan sistem penilaian standar baku di Eropa, Jepang, Australia, dan Amerika Serikat, mengacu pada standar yang dikeluarkan asosiasi forensik suara, sedangkan asosiasi ini menginduk pada International Association of Forensic Linguists. Untuk membantu perhitungan kalkulasi, TF Group menggunakan freeware Praat yang dikembangkan Research Group di Belanda. Hingga saat ini, sudah lebih dari sepuluh kasus telah ditangani tim FSI TF.
Terkait dengan diberlakukannya UU IT terbaru yang salah satu pasalnya menyebutkan bahwa sinyal ucapan hasil penyadapan dapat digunakan sebagai bukti resmi dalam proses peradilan, FSI expert/examiner tampaknya akan semakin diperlukan ke depan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, mata kuliah mengenai FSI ini untuk pertama kalinya dibuka di mata kuliah tingkat empat yang di bimbing oleh Dr Ir Joko Sarwono.
“Kenyataannya, ilmu akustik terus berkembang sehingga aplikasinya semakin lama akan semakin luas.”
(SUMBER.www.tf.itb.ac.id/.../apikasi-bidang-keahlian-akustik-forensic-speaker-identification-fsi/ )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Aplikasi Bidang Keahlian Akustik : Forensic Speaker Identification (FSI)"
Posting Komentar